Thursday, May 14, 2009

I took the sunset for you

(Sambil menahan sakit di pundakku
Aku menulis puisi ini untukmu)


Hari ini aku tak masuk kerja
Sakit kepalaku tak tertahan
Aku harus tidur berbaringan

Terlelap karena obat
Tapi dalam ingatanku masih lekat
Dalam mimpi kamu terasa dekat

Di hati terasa hangat

Terbangun saat senja
Sunyi menjemput sadarku
Kutatap pesona langit jingga
Kuraih kamera, indahnya kurekam untukmu


(suatu senja di atas atap rumah)

Wednesday, May 13, 2009

BERTARUH PADA KUDA

Pertama kali ditawarkan untuk pergi ke Singapore Turf Club, saya sangat bersemangat. Klub Balap Kuda. Hm…benak saya dipenuhi dengan suasana riuh ramai orang-orang yang menyoraki kuda yang dijagokan. Pasti sangat seru dan terasa beda.

Budaya bertaruh pada balap kuda sudah lama ada di masyarakat Tionghoa, baik yang tinggal di Cina, HongKong maupun Singapura atau Malaysia. Masyarakat Tionghoa percaya pada Dewa Keberuntungan, dan mereka pun cenderung mengalokasikan uang mereka untuk mencoba peruntungan dengan bertaruh.

Dengan menggunakan MRT, saya berhenti di stasiun Kranji. Sepertinya, orang-orang yang turun di stasiun ini hampir semuanya memiliki tujuan yang sama, menuju ke Singapore Turf Club. Tepat seperti dugaan teman saya, para pengunjungan klub ini sebagian besar adalah ncek-ncek.

Semua pengunjung klub berjalan gegas dengan koran atau majalah tergulung di tangan. Ternyata koran atau majalah di tangan mereka berisi informasi sekitar balap kuda, untuk membantu mereka menganalisa kuda mana yang patut dijagokan.

Tiba di dalam gedung, tempat sudah ramai pengunjung. Di beberapa spot, diletakkan tv yang menyiarkan balap kuda yang sedang berlangsung di negara lain, seperti HongKong ata Malaysia.

Setiap spot yang diletakkan tv dipenuhi penonton yang bergerombol. Pada saat kuda-kuda yang dilombakan mendekati garis finish, mereka akan bersorak menyemangati kuda yang dijagokan.

Demi ingin merasakan ketegangan seperti penonton yang lain, saya pun ingin ikut bertaruh. Saya pun menanyakan cara ikut bertaruh di bagian informasi, yang ditanggapi dengan jawaban singkat seadanya oleh customer service yang ada. Tampak sibuk dan malas melayani pertanyaan untuk pemain pemula semacam saya.

Akhirnya saya memilih menanyakan pada sesama pengunjung. Melihat para pengunjung yang sebagian besar adalah acek-acek yang kemungkinan besar akan berbahasa mandarin, saya pun memilih sasaran yang masih muda dan diharapkan dapat berbahasa inggris.

Setelah ditanyakan, sang ncik menjelaskan dengan sangat cepat dan dalam bahasa mandarin juga. Dengan bahasa mandarin yang terbata-bata, entahlah kita ‘nyambung’ atau tidak, akhirnya saya pun diajarkan cara ikut bertaruh.

Pertama yang harus dilakukan adalah mengisi form yang ada. Pada form kecil itu, kita dapat memilih perlombaan mana yang dipilih (Singapura, HongKong atau Malaysia). Kemudian, memilih round yang ke berapa dan kuda nomor berapa yang dipilih.

Di dalam Singapore Turf Club, ada sebuah lapangan pacuan kuda yang luas di tengah. Perlombaan di lapangan tersebut akan dimulai pada 13.15. Saya pun memilih memasang taruhan pada perlombaan yang akan saya saksikan langsung di lapangan itu.

Sekarang, memilih kudanya. Profil kuda ditampilkan pada layar raksasa di tengah lapangan. Akhirnya dengan cap-cip-cup, saya memilih kuda nomor lima, Casino Royale namanya. Nama kudanya terdengar keren, dan mengingatkan pada aksi James Bond yang bertaruh di meja judi.

Menjelang 13.15, penonton mulai memadati tribun. Kuda-kuda pun digiring keluar menuju garis start. Pada layar besar di tengah, ditampilkan informasi tentang kuda dan taruhan. Ternyata Casino Royale termasuk kuda underdog, karena paling sedikit dijagokan. Salah strategi sepertinya.

Perlombaan berlangsung tepat pada waktunya. Sebelas kuda berlari mengitari lapangan sebanyak 1 putaran untuk menuju garis final. Perlombaan berlangsung singkat, mungkin dalam hitungan 3 menit.

Kuda yang saya jagokan, ternyata ada di peringkat kedua. Tapi dari belakang. Sepuluh dolarku terbang melayang. Kuda yang menang adalah kuda nomor sembilan, Samurai, memang kuda yang dijagokan banyak penonton.

Usai perlombaan, para penonton pun bubar. Tampak wajah-wajah bersemangat, mungkin mereka menang dan segera ingin menebus karcis mereka dengan uang. Saya bersama penonton berwajah datar yang kalah taruhan, berjalan gontai meninggalkan tribun. Sepuluh dolar untuk merasakan ketegangan satu putaran balap kuda.

Thursday, May 7, 2009

"CATS" Kehidupan Kucing dalam Musik dan Tari

Oleh: Ester





Memory
All alone in the moonlight
I can smile at the old days
I was beautiful then
I remember the time
I knew what happiness was
Let the memory live again

Terdengar beberapa penonton mendendangkan lagu “memory” usai pertunjukan drama musikal Cats yang mengesankan. Pertunjukan yang berdurasi 2 jam 45 menit, dimulai tepat pada pukul 20.00 pm pada Kamis, 29 April 2009 berlokasi di Gedung Esplanade, Singapura.

Penonton sangat antusias dengan pertunjukan tersebut, terlihat tempat duduk yang terisi semua. Harga tiket pertunjukan dimulai dari SGD 40. Tiket termurah terjual habis tidak lama setelah penjualan tiket dibuka.

Saat melangkah masuk ke dalam teater, kesan anggun dan megah sangat terasa. Didukung dengan dekorasi dan tata lampu yang indah, membuat teater tampak mengesankan meski pertunjukan belum dimulai.


Meskipun mendapat posisi seat di balkon level 2, tepat di ujung kanan panggung, saya merasa cukup puas dapat menonton aksi para pemain dengan dekat. Hanya saja view ke arah panggung menjadi miring, dan saya harus duduk agak membungkuk agar pandangan tak terhalang.

Panggung ditata dengans setting di sebuah sudut kota tempat sampah di mana banyak sampah dan barang rongsokan tergeletak, layaknya tempat berkumpul kucing-kucing di malam hari. Suasana semakin hidup didukung oleh tata cahaya yang dramatis.

Para pemain berjumlah 25 orang telah memberikan kejutan sejak awal pertunjukan. Dengan busana dan dandanan menyerupai kucing, mereka ternyata tidak muncul dari belakang panggung. Mereka muncul dari belakang penonton, masuk sambil berlari dan sesekali menyentuh dan mengejutkan penonton dari belakang.

Para pemain bernyanyi, menari dan bertingkah serupa kucing. Sesungguhnya karakter kucing pun serupa karakter manusia. Ada yang perkasa, lemah, manja, playboy, nakal, yang dihormati maupun yang tersingkirkan.

Kucing jantan yang playboy tampil dominan dan penuh percaya diri. Bernyanyi riang dan menari penuh energi, menarik perhatian kucing-kucing betina yang dibuat mabuk kepayang. Aksi si kucing playboy membangkitkan antusias penonton yang beberapa kali dibuat tertawa.

Di sisi lain, tampil dominan menjelang akhir pertunjukan adalah kucing betina tua yang gembel. Kehadirannya ditolak oleh kucing-kucing lainnya. Hatinya yang hancur karena penolakan yang diterima dituangkan dalam lagu ”memory” yang dinyanyikan dengan penuh penjiwaan.

Dalam pertunjukan tersebut, lagu memory dinyanyikan hingga 4 kali. Dinyanyikan dengan penuh penjiwaan, membuat saya merinding berulang kali, bahkan teman saya sampai menitikkan air mata begitu terharunya. Maka tidak mengherankan saat usai menonton acara ini, banyak penonton yang pulang sambil mendendangkan lagu tersebut.

Nuansa musik yang dihadirkan cukup berwarna, seperti pop, klasik, jazz dan seriosa. Penampilan para pemain sungguh luar biasa, sempurna dalam menyanyikan lagu, menari dan terutama penjiwaan peran.

Di tengah pertunjukan, ada jeda 20 menit istirahat. Dalam waktu jeda ini digunakan oleh para pemain Cats untuk berinteraksi dengan penonton. Mereka tersebar dan merayap ke kursi penonton, bertingkah layaknya kucing. Penonton pun tidak menyia-nyiakan kesempatan berfoto bersama pemain Cats.

Cats adalah drama musikal yang terkenal di dunia. Cats dimainkan selama 18 tahun di Broadway dan telah dipertunjukkan ke lebih dari 26 negara, 300 kota dalam 10 bahasa. Pertunjukan perdana Cats adalah di London pada tahun 1981 dan langsung memenangkan penghargaan Olivier Awards untuk kategori ”Musical of the Year” dan ”Outstanding Achievement of the Year in Musicals”.

Rangkaian musik indah dalam Cats diciptakan oleh musisi legendaris Andrew Lloyd Webber, termasuk lagu ”Memory",. Dengan setting yang imajinatif, tata koreografi dan kostum yang inspiratif, membuat Cats menjadi sebuah drama perpaduan lagu indah dan tarian yang spektakuler.

Cats tampil di Gedung Esplanade, Singapura sejak 10 April 2009 sampai dengan 3 Mei 2009. Pertunjukan yang spektakuler ini sungguh mengesankan dan setimpal dengan harga tiket yang dibayar. Usai menonton Cats, teman saya yang sebelumnya mengkomplain mahalnya harga tiket nonton Cats, berulang kali berkata: WORTH IT BANGET...