Wednesday, November 26, 2008

Ada Steak Lezat di Balik Restoran Beratap Tenda

Oleh Ester

"Satu sirloin import..", teman saya memesan menu di Joni Steak, sebuah restoran steak yang ramai di Jalan Samanhudi Raya, Pasar Baru. Tidak sulit untuk menemukannya, di samping Hotel Classic Pasar Baru, lihatlah kepulan asap yang menebarkan wangi daging panggang, di situlah Joni Steak.

Joni Steak mulai buka dari jam 6 sore. Saat dikunjungi pada Sabtu malam (25/11) Joni Steak penuh pelanggan. Udara panas dalam restoran tidak membatalkan niat pelanggan yang bahkan harus mengantri untuk mendapat tempat duduk. Pelanggannya dari rombongan anak muda sampai dengan yang berkeluarga.

Tidak salah teman saya memesan sirloin steak import sauce jamur, karena itulah menu andalan Joni Steak. Saya memesan tenderloin sauce lada hitam, menu favorit saya. Steak disajikan bersama kentang goreng yang garing, dan saucenya disiram di atas daging steak. Aromanya sungguh menggugah selera.

Saat dipotong, daging tampak kemerahan, tanda kematangan yang pas. Sauce lada hitam yang kental pedas terasa lumer di mulut, dipadu dengan daging yang empuk, sungguh menggoyang lidah. Dalam 10 menit steak sudah habis tidak bersisa. Dengan es kietna, saya menutup makan malam dengan sempurna.

Tak heran Joni Steak ramai pengunjung, steaknya enak, harganya murah pula. Harga steak sirloin import Rp. 33 ribu, tenderloin seharga Rp. 28 ribu, rib eye seharga Rp. 28 ribu. "Steaknya tidak kalah nikmat dengan steak di Tony Roma's", kata salah satu pelanggannya.

Joni Steak dibuka sejak 2005. Pemiliknya, Joni dan Ina, berbekal pengalaman bekerja di restoran sebelumnya, mereka mencoba usaha steak sendiri dengan berdagang di kaki lima. Kini, mereka membuka cabang tepat di seberang restoran pertama, dan satu lagi di Jl. Arteri Panjang, Kelapa Dua.

"Kami menyediakan tenderloin lokal, dagingnya selalu fresh, dan daging sirloin import dari Australia dan New Zealand", kata Ina. Mengenai rahasia steaknya, selain menjaga kualitas daging dan proses pemanggangannya, yang spesial adalah sauce jamur yang creamy dan gurih, serta sauce lada hitam yang kental dan pedas.

Saat saya sudah selesai makan pun pengunjung masih ramai berdatangan. Ini tandanya restoran yang satu ini semakin banyak penggemar. Meski hanya beratap tenda, soal rasa dan harga, belum ada tandingannya. Jadi, jangan mengaku penggila steak kalau belum mencoba steak yang satu ini.

2 comments:

Yalfrin said...

It's great Ester, you have a great talent as a writer. By reading your feature, I feel the taste of the delicious steak and sirloin...wow..I give you A for this feature !!

cheers,
Yuri

PS: Don't worry about the number of paragraph. I said it should be minimum seven paragraphs. However, don't worry, it doesn't really matter. :)

Unknown said...

lebi detil yg steak sih Ter, dibanding yg lapis legit ulasannya. Guwe lebi enjoy baca yg steak. Klo yg lapis legit entah napa ulasannya kok tll byk intern issue-nya ya?? ngga se-umum yg steak..well, mungkin cm gw aja kli.. Ada kalimat yg ga gw suka di ulasan si steak: "Pelanggannya dari anak muda...dstdst", ntah kaya kata ada yg kurang di dlm tu kalimat. haha..kritik euy!